Bonek akhirnya sukses menggelar acara yang bertajuk "Doa Untuk Sebuah Kebanggan". Tepat di Lapangan Mess Persebaya itulah pendukung setia Persebaya datang dengan beratribut lengkap bersorak sorai menyatakan kesetiannya kepada Persebaya yang lahir tanggal 18 juni 1927, walaupun Liga yg diikuti Tim Bajolijo yakni Liga Primer telah dibubarkan oleh PSSI.
Dalam kesempatan Doa Akbar itulah Bonek menyatakan sikap untuk terus Mendukung Persebaya Surabaya (since 1927), bukan Klub Persebaya Kloningan dari Kutai Barat ditahun 2010 lalu yang berasal Kalimantan Timur itu.
Ternyata Loyalis Persebaya Bukan hanya warga surabaya saja tapi dipenjuru kota surabaya seperti Gresik, Sidoarjo dan sekitarnya. Mulai dari Pemuda-pemudi hingga yang orang paruh baya yang sudah berkeluarga, juga ikut meramaikan acara itu. Sebagai Pendukung setia Persebaya (Bonek), mereka rela menyempatkan waktunya untuk memberikan Support Moral demi kelangsungan Persebaya Surabaya kedepannya.
Kemudian, hari selasa (10/12) ini, Bonek memberikan "surat cinta" kepada sang ibu walikota. Tak banyak yang disampaikan oleh loyalis 1927, hanya sedikit himbauan untuk menindaklanjuti ketegasan ibu yang berlatarbelakang insyinyur tata kota itu.
Selain itu, Bonek pun juga memberikan apresiasi kepada ibu walikota Surabaya yang hingga kini membangun Kota Surabaya tiada henti.
Sebagai pendukung Setia Persebaya besar keinginan Klub tercinta mereka bertahan sebagai sejarah dan ikon Surabaya.
Dengan alasan itulah, Bonek dalam kutipan isi suratnya itu menyampaikan "Nang sopo maneh anak2mu iki njaluk ketegesan Bu, pean khan wis paham watake pakde brengos opo om Beye. Masio lanang tapi gak duwe nyali...."
Kepada siapa lagi kami (Bonek) meminta ketegasan, ibu sudah memahami watak bpak gubernur & presiden yang tak punya Nyali dan tak pernah menggubris kami.
Kurang lebih apa yang disampaikan Loyalis masih dalam batas kewajaran, hingga nantinya ada kelanjutan dan ketegasan dari sang ibu walikota itu sebagai corong aspirasi Loyalis 1927.
Teriakan Gak1927Gak menyatakan bahwa mereka tetap setia dengan Persebaya yang bertengger di Karanggayam, bukan tim besutan Rahmad Darmawan yang saat ini berlaga di Liga Super Indonesia. Berbagai spanduk, poster yang dibentangkan di Lapangan Mess Persebaya membuktikan ketegasan suporter sebagai tolakukur nilai perjuangan yang luarbiasa.
Ironis, memang kenyataannya tak bisa terelakan lagi, banyaknya konspirasi politik kian merebak sebagai akibat para Suporter turun untuk memberikan semangat, bukan di tribun saat pertandingan sepakbola berlangsung tapi saat Tim Tercintanya kembali dizolimi dengan cara menjadikan dualisme Klub dengan berbagai cara licik untuk menguasainya.
De Javu teraniayanya sang legenda Klub Surabaya (Persebaya) memang tak pernah usai, dari tahun ke tahun yang hingga kini selalu saja menjadi anak yang terbuang oleh Federasi PSSI.
Melalui catatan ini, sebagai arsip-dokumen sejarah yang dapat disimpan untuk kenangan di masa depan. Legenda Klub termahsyur di Indonesia Timur akan tetap berkibar di dunia sepakbola Nasional maupun Internasional, sebagai Sejarah Kota Surabaya yang tak pernah dapat dihapuskan. Bonek bagian dari segalanya untuk Persebaya, dan Persebaya adalah Roh dari segalanya Bonek.
by: Gelora Bung Karno - Senayan