Home

Tampilkan postingan dengan label Persebaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Persebaya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 April 2013

Save Our 1927 Original of PERSEBAYA

Konflik Dualisme Federasi berakhir dengan Keputusan Unifikasi Liga saat KLB di Hotel Borobudur 17 Maret 2013 menyulut issue Klub yang berlaga di IPL.
Persebaya merasa sangat dirugikan mengenai isi dari Unifikasi Liga yang menyebutkan bahwa 18 Klub yang bekompetisi di Liga Super Indonesia distrata tertinggi.
Sedangkan menurut para pejabat PSI , dengan telah berakhirnya perseteruan PSSI dan KPSI dan sesuai Agenda yang telah disesuaikan, maka secara otomatis semuanya tunduk dan patuh pada isi dari Putusan Rapat KLB yang juga dihadiri beberapa perwakilan FIFA.
PERSEBAYA adalah Klub menjadi hangat dibicarakan karena Dualisme kian kini semakin menjadi, hingga akhirnya BONEK meminta Pemkot Surabaya melalui Walikota - Risma meminta dukungan agar bersama BONEK untuk Mendukung PERSEBAYA yang saat ini masih berlaga di Liga Primier Indonesia dan sebagai Klub yang Asli dengan sejarahnya lahir pada 18 Juni 1927 (Persebaya1927).
Selain itu tuntutan BONEK adalah memboikot atau membekukan ijin bertanding PERSEBAYA DU yang Notabene adalah Persebaya abal-abal yang saat ini juga berlaga di Divisi I ISL.
Namun hal itu menjadi sia-sia, Surat Dukungan Walikota yang ditanggapi oleh Sekjen PSSI tersebut menyatakan bahwa Keputusan Unifikasi Liga telah Final, secara Sah yang diputus dalam sebuah KLB dengan beberapa Agenda yang disepakati bersama dengan Anggota K-78. Selain pernyataan Sekjen yang tak mendukung Surat bu Risma tersebut, Waketum yang tak lain juga mantan Ketua KPSI - La Nyalla Matalliti menegaskan bahwa Persebaya DU adalah sebagai Klub yang Sah dan Resmi sebagai Anggota PSSI saat ini.
Kali kedua Persebaya harus menghadapi masalah Dualisme yang tak kunjung berakhir, solusi-pun masih tak berubah hingga sekarang, seperti yang disampaikan Hadiyandra, jalan satu-satunya adalah merger untuk mengusaikan Dualisme Persebaya saat ini.
Jelas sangat bertentangan dengan apa yang disampaikan Pemilik Klub Anggota Persebaya dan Para Pemegang Saham PT.Persebaya Indonesia yang tak menginkan Merger dengan Persebaya DU yang saat ini di naungi PT.MMIB.
Sekilas Perjalanan perselisihan Klub tercinta Warga Surabaya semakin kelam. Berbeda ketika beberapa elemen Bonek menyerukan disetiap sudut Kota Surabaya untuk mengawal Persebaya 1927 yang Hakiki untuk tetap berlaga di Kompetisi ISL sebagai Kasta tertinggi Liga di Indonesia.
PERSEBAYA 1927 sudah menjadi bagian dari Warga Surabaya dan bahkan Dukungan dari daerah-daerah Seluruh Indonesia maupun Luar Negeri menjadi semangat untuk mengembalikan sebuah Kebenaran atas Penindasan para Mafia dan Pejabat Sepakbola dari saat dipaksa untuk turun Kasta dan kini harus dibenamkan dalam ketidakpastian.
SaranHadiyandra sebagai Sekjend PSSI bisa diterima oleh Persebaya DU tetapi sangat tidak mungkin tawaran itu bisa diterima oleh KAMI PARA BONEK maupun sekitar 25 Anggota Klub Intern PERSEBAYA untuk tetap Berdiri Sendiri, atau PERSEBAYA DU harus mengalah untuk mengganti nama mereka dengan nama lain walaupun memang nantinya homebase dalam satu Kota di Surabaya.
Rumit dan semakin tak berujung, tak pernah ada titik temu untuk penyelesaian Konflik Dualisme PERSEBAYA SURABAYA 1927.
Atribut, Dukungan dan Atensi yang begitu Besar dan Kebanggaan Surabaya tak kan pernah musnah.


SAVE 1927
- BS -

Jumat, 15 Maret 2013

ISI ALASAN PETISI Untuk KAPOLRESTABES

Karena jika dilihat dari sudut pandang umum sangkut paut kejadian lalu memanglah satu kesatuan dengan Tim Persebaya, tp hal itu tidaklah dapat dijadikan fundamental alasan untuk mengebiri perizinan Pertandingan.
Premature jika tetap dilaksanakan oleh Pimpinan Aparat khususnya Kapolrestabes Surabaya, dan mengenai tindakan Preventif bahwa adanya issue kerusuhan lebih besar sangatlah tidak mungkin terjadi, hal itu dapat dilihat perkembangan kondisi surabaya yang tidak menandakan hal tersebut.
Kami Segenap LAPISAN KECIL PENDUKUNG SETIA PERSEBAYA, Menyatakan Tidak Setuju dengan Keputusan KAPOLRESTABES SURABAYA.

Dari MARKAS BESAR, Kantor Pusat PSSI, kami sampaikan terimakasih atas Atensi & Kerjasamanya.

Pictured of GREEN-NORD27

FOTO KAMI DI TRIBUN UTARA
GELORA BUNG TOMO
SURABAYA



















Kamis, 07 Maret 2013

Gawang Persebaya Masih Tak Kebobolan

Kemarin (6/3), anak asuh Ibnu Grahan membawa pulang 3 poin dalam laga tandang melawan Persema.
Dengan bekal pemain yang minim dan akibat kelelahan, Ibnu Grahan masih konsisten mempertahankan gawangnya tanpa kebobolan dalam tiga pertandingan terakhir.
Kecepatan permainan Persema tak membuat panik punggawa bajolijo, malah sebaliknya serangan balik yang dilakukan Persebaya cukup efektif , pada menit ke-10 Fernado Soler akhirnya mengoyak gawang laskar Ken Arok.
Inisiatif serangan semakin gencar dilakukan tim tuan rumah, namun lagi-lagi serangannya masih bisa diredam barisan pertahanan bajolijo.
Tempo pertandingan meninggi petaka pun terjadi, M.Karlovic yang sebelumnya mendapatkan kartu kuning di menit ke-35 melakukan pelanggaran keras kepada Kim Kurniawan di menit k-38. Wasit tanpa ragu kemudian mencabut kartu kuning kedua.
Pertandingan menjadi semakin memanas, Ibnu Grahan mengambil langkah untuk bertahan disisa waktu tujuh menit Babak Pertama.
Skor pun tak berubah, di Babak kedua Persema melakukan pergantian, dua pemain senior M Kamri dan Dodit Fitrio dimasukkan untuk menambah daya gedor serangan ke gawang Persebaya.
Secara berturut-turut dimenit ke-58 dan 64, Syaiful Indra punya dua peluang emas melalui tembakan jarak jauh. Namun, penampilan gemilang kiper Dedy Iman mematahkan peluang Persema.
Agresif serangan masih didominasi tuan rumah. Di menit ke-68, dua pemain terlibat perkelahian massal. Kejadian itu bermula saat Andik Vermansyah dijatuhkan oleh Didik Ariyanto. Wasit tidak menganggap itu sebagai pelanggaran, meski Andik mengerang kesakitan, tapi Persema terus menyerang, Goran Gancev kemudian mencoba menghentikan permainan dengan melakukan tekel keras kepada Syaiful yang membawa bola. Ketika wasit menunjuk pelanggaran, emosi dua pemain pun pecah skrimit ricuh terjadi di tengah lapangan.
Setelah berhasil diredakan, wasit akhirnya memberikan kartu kuning kepada Goran Gancev plus dua pemain Persema Ruhanda Mardiansyah dan Dodit Fitrio.
Disiplin barisan pertahanan Persebaya tak mampu ditembus dengan kecepatan permainan yang disuguhkan oleh tuan rumah, Ibnu Grahan akhirnya berhasil membawa pulang tiga poin untuk bajolijo dan otomatis kemenangan ini merubah posisi Persebaya naik diposisi ketiga Klasmen IPL.
Mengomentari hasil pertandingan away kemarin, Ibnu Grahan puas dengan performa anak asuhnya seklaigus masih menganggap Persema tetap lawan yang tangguh, "tetapi PERSEBAYA masih sangat unggul di Pengalaman" tutup Mantan pemain Persebaya di era 1990-an itu.


Senin, 04 Maret 2013

Jadwal kompetisi Padat, Persebaya kelelahan

Kompetisi IPL (Indonesian Priemer League) telah menginjak minggu ketiga.
Pelatih bajolijo itupun akhirnya
mengisyaratkan akan melakukan beberapa pergantian dan rotasi pemain saat tandang ke Stadion Gajayana, Rabu (6/3/2013), esok lusa.
Laga away melawan PSIR Rembang menguras tenaga mengakibatkan Pemain Perasebaya mengalami kelelahan dan tak sempat beristirahat. Ditambah lagi, bajolijo harus melakoni Laga away dengan Persema FC tanpa beberapa pilar intinya.
Sesuai jadwal, esok Persebaya akan berangkat menuju kota Malang pada siang hari, dan sekitar 18 pemain disiapkan untuk menyambut pertandingan lawan Laskar Ken Arok.
.

Menanti "Derby Jatim"



Setelah menahan imbang PSIR Rembang, kini Persebaya langsung memfokuskan pertandingan yang cukup bergengsi. "Derby Jatim" bisa dikatakan demikian, dengan Modal kemenangan atas BontangFC (4-1), kini Persema akan menghadapi lawan tangguhnya yaitu Persebaya Surabaya pada hari Rabu (6/3/2013) sore di Stadion Gajayana, Malang.

Menurut Ibnu Grahan, dua Pertandingan terakhir dengan mengantongi 4 poin sudah cukup memuaskan dengan laga away yang dilakoninya di Rembang, dan Persebaya sementara kini bertengger di Posisi keempat Klasmen Liga Prima.
Sehari setelah beristirahat, Bajol ijo kembali mencari the winner tim dengan strategi yang apik untuk meladeni Laskar Ken Arok lusa ini.

Persema mempunyai pemain dengan usia rata-rata masih muda, punya skill dan kecepatan yang luarbiasa. "Unggul dua gol lebih dulu membuktikan bahwa Persema bukanlah tim yang remeh. Mereka adalah tim yang kuat dengan pemain yang bertenaga, dan meraka Tim yang kuat" Pungkasnya.




Rabu, 12 Desember 2012

Tiga Aspek Kegagalan PT. Pengelola Persebaya

Persebaya telah memiliki Direktur Resmi,“Saya ditunjuk PT sebagai Kuasa Direksi mutlak. Jadi, SK Kuasa Direksi sudah & saya dapatkan per tanggal 15 september. Saya, secara yuridis formal diberi kewenangan oleh PT untuk mengelola Persebaya secara utuh,” tutur Gede. Menurutnya PT. PP tidak memberikan Kontribusi yang maksimal untuk GreenForce, julukan akrab Tim Persebaya. Dan Alasan baginya enggan menggunakan struktur organisasi kepengurusan PT PP, yaitu Yang Pertama adalah Tidak memberikan Bukti Konkrit Perkembangan Infrastruktur / Peralatan Untuk Tim PERSEBAYA yang sampai saat ini masih manual. (Transfer Technology) Yang Kedua, Tidak ada perkembangan ilmu yang signifikan pada Tim Persebaya, terutama tentang Manajemen. (Transfer Knowladge) Dan yang terakhir yaitu Ketidakmampuan PT PP yang merupakan wakil dari konsorsium untuk menggaji Persebaya tepat waktu. “Tiga aspek penting itu harus didapatkan dalam sebuah kerjasama pengelolaan.” tutur Chief Executive Officer (CEO) Persebaya yang juga merangkap sebagai Pengelola Tim Persebaya itu. Kepada wartawan ia pun mengaku telah menalangi gaji pemain musim lalu hingga hingga 4,8 M. Dalam wawancara tadi malam, ia pun mengaku hanya meng-klaim dana tersebut 3,6M kepada Konsorsium di Jakarta, “Yang 1,2 M saya ikhlaskan meski ada di catatan tim pelatih, tapi itu tidak ada notanya,” pungkasnya.

SELAYANG PANDANG BOCAH SENAYAN

Bergemuruh saat bertemu, entah ada sdkit kesedihan dalam suasana perpisahan tadi malam. Habis manis sepah dibuang, mungkin itu tepat untuk cerita panjang Klub Persebaya yang disokong oleh 2 (dua) Perusahaan. Beberapa Bonek dan perwakilan Konsorsium akhirnya bertemu, tapi bukan untuk membahas langkah progress planning Persebaya musim depan melainkan untuk sarah sechan sebelum pergi meninggalkan kota Surabaya(21/12). Kembali mengingat aksi yang dilakukan Bonek beberapa waktu lalu itu adalah bentuk apresiasi dan koreksi, selain itu juga bonek sangat prihatin atas issue konflik dikedua manajemen tersebut segera berakhir dan menjadi evaluasi akhir kinerja mereka bersama. Persebaya dijalankan oleh 2 Perusahaan (Konsorsium) harus membenahi kembali sistem manajemen klub Persebaya dimusim kompetisi mendatang dan perombakan sistem agar bisa lebih kompetitif dalam ketatnya persaingan Klub Profesional di Indonesia Konflik pun usai, dengan adanya statemen dari seseorang yang bernama I Gede Widiade. Ia yang menyatakan dirinya juga ditunjuk sebagai Pelaksana Pengelola yang artinya selain ia menduduki jabatan sebagai Direktur Klub dalam hal ini PT. Persebaya Indonesia (PI), juga sebagai orang ditunjuk oleh PT. Pengelola Persebaya Indonesia (PPI) sebagai Pelaksana pengelolaan Persebaya sesuai wewenang yang tertuang dalam isi Kuasa dari Konsorsium. Tuntas sudah seluruhnya, Persebaya hanya memiliki satu pintu saja sebagai manajemen tunggal. Entah pertimbangan dan kebijakan apa Konsorsium memutuskan itu, seperti diberitakan diberbagai media online, Persebaya tidak lagi dikelola oleh PT. Pengelola Persebaya Indonesia yang sebelumnya dipegang oleh Dityo Pramono sebagai CEO. Perpisahan yang terjadi dengan kondisi sedikit mengharubiru, kami hanya bisa berbicara seadanya diantara bonek yang lainnya, kemudian bersendau gurau, seraya esok masih bersama lagi. Bergumam hati kecil ini ketika harus mengakhiri percakapan itu, akhirnya kami mengakhirinya dengan saling bersalaman. Tak pernah kami salahkan apa yang terjadi hingga saat ini, tapi kami merasa bangga karena kalian pernah menjadi bagian dari Bonek dan Persebaya. Kami hanya menulis sebuah cerita pendek tentang keadaan disana, mungkin lebih tepatnya hanya menerka rangkaian informasi dan berita. Tapi, perjalanan Persebaya tidak pernah berhenti sampai disini karena selama emosi jiwa masih menggelegar dan membahana, tak ada satu alasan bagi kami berhenti memberikan dukungan moril dan Loyalitas untuk kebanggaan kami PERSEBAYA.