Home

Sabtu, 08 Februari 2014

Kongres PSSI Benamkan Kebanggaan




Senayan, SURABAYA - Kongres PSSI
pada akhir bulan lalu (26/01) yang diselenggarakan di Shangrila Hotel, Surabaya adalah merupakan Agenda Rutin yang ditetapkan sebagai Evaluasi Kinerja dan Beberapa Pembaharuan Sistem untuk tahun berikutnya 2014-2015.
Saat itu ada beberapa Pihak yang Hadir yaitu Para Pengurus Provinsi (33 Pengprov PSSI) seluruh Indonesia, PT. Liga Super Indonesia (Operator Liga) serta Para Prngurus Klub dari Divisi I s/d Divisi III - maupun Divisi Utama dan Klub-klub baru dengan tottal 777 Klub.
Dipilihnya Kota Pahlawan ternyata menurut informasi saat itu dikarenakan hampir 70% dari keseluruhan Klub Anggota PSSI bermakas di Jawatimur, hal inilah menjadi alasan yang disampaikan oleh CEO PT.Liga Indonesia itu.
Jokdri sapaan Akrab CEO Operator Liga Super menyampaikan bahwa Kongres PSSI tahunan kali ini tidak hanya membahas tentang ada 5 hal penting yang akan dibahas yaitu pengembangan sepak bola mencakup teknis dan manajemen, Timnas, pengembangan anggota termasuk klub dan asosiasi di provinsi, kompetisi amatir dan kompetisi profesional, selainiti PSSI juga menargetkan sejumlah pencapaian sebelum masa kepemimpinan pengurus PSSI berakhir pada 2015. Khususnya bagi lima kelompok Timnas yakni Senior, U-23, U-19, U-16 dan U-14. Targetnya antara lain mengulang juara AFF, 8 besar di Asia dalam kompetisi Asean Games, dan mempertahankan ranking FIFA di bawah 130 besar dunia.
Sebagai supprter Loyalis Klub Persebaya 1927 Surabya yang dikenal Sebagai suporter tertua itu dianggap Klub yang berlaga di Liga Super dibawah PSSI itu bukan merupakan Klub kebanggaan mereka.
Pasalnya, Loyalis 1927 menganggap PSSI banyak menganaktirikan Persebaya (Original) dan tidak jarang PSSI bermasalah dengan Klub Persebaya yang dilatarbelakangi adanya konflik kepentingan antara Manajemen dengan birokrasi Federasi.
Hingga akhirnya Supprter Persebaya (1927) bertriak menyatakan bahwa "PSSI Telah Mendzolimi Kebanggaan Kami Loyalis 1927". Terhitung sejak ditetapkannya ISL sebagai Liga Resmi oleh PSSI, maka Dualisme sudah dianggap selesai sekalipun tidak hanya Persebaya (1927) saja yang tidak puas atas hasil KLB di Hotel Borobudur- di Jakarta, ada juga beberapa Tim yang juga merasa haknya dirugikan dengan Keputusan KLB PSSI tahun 2013.
Hampir tak pernah lelah Loyalis meneriakan kebenaran melalui aksi-aksi sebelumnya dan tepat dihari minggu itulah ribuan AREK BONEK 1927 (Sang Loyalis 1927) menyatroni dan mengepung sekitar area Hotel tempat berlangsungnya Kongres PSSI. Mereka tetap teguh meneriakan bahwa Tim Persebaya yang saat ini berlaga adalah Klub karbitan yang berasal dari Kutai Barat (Kalimantan) yang disulap dengan dana APBD tanpa Laporan Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pemegang Kuasa hasil Kongres II Bali 2009. Alhasil, Persikubar (Persebaya Kutai Barat) pun bertahan hingga saat ini, walapun sebelumnya dalam KLB Solo Persikubar tidak diakui oleh PSSI dan memutihkan Sanksi PSSI yang dijatuhkan Persebaya saat itu, yang kemudian IPL sebagai Operator Liga PSSI dimana Persebaya (Original1927) berkompetisi dalam 2 dekade terakhir.
Hal itulah dapat dianggap sebagai perjuangan Anti Klimaks para Loyalis dalam berjuang demi kebanggaan mereka Persebaya (since 1927) dapat diakui oleh Federasi dan sekaligus ikut berkompetisi di Liga Super.
Buramlah sudah ketika salah satu pemilik PT. Persebaya Indonesia ternyata diusir oleh keamanan Kongres, karena dianggap bukan sebagai undangan (klub anggota).
Kesal karena hal itu, sang mantan Ketua KPSI yang saat ini menjabat sebagai Waketum PSSI menyampaikan dengan garang bahwa Persebaya 1927 dan Suporternya yang di depan Hotel adalah orang yang gak ngerti aturan, masih ngotot untuk kebenaran yang hanya mereka sampaikan saja.
Menurut, Waketum yang juga orang nomor satu Kamar Dagang Indonesia (Perwakilan Daerah Jawatimur) itu ada solusi jika memang Persebaya (1927) kembali menjadi Anggota PSSI dan ikut berlaga pada Kasta Liga terendah.
Selain harus mengganti nama, kembali Tim amatir kelas Sudra, Bapak Mantan Ketua KONI Jawatimur juga menambahkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh PT. Persebaya Indonesia sebagai Pemilik untuk melunasi Gaji Para Pemain yang belum terbayarkan.
Begitu kompleks dan rumitnya permasalahan sepakbola, hingga kini Loyalis 1927 tidak pernah bungkam diam untuk tetap berjuang dengan artian walau tanpa pemain sekalipun, kebenaran atas Kebanggan Kota Surabaya jangan sampai hilang dan ternodai karena sebab kepentingan tertentu Pejabat Federasi PSSI.
Loyalis 1927 ingin meluruskan penyimpangan yang telah nyata dilakukan oleh Oknum tertentu dengan tujuan memanfaatkan keadaan untuk bisnis pribadi.
AREK BONEK 1927 dalam statemennya mengecam keras Persebaya Kalimantan yang bertengger di Kota Pahlawan mereka dan tetap dijalur kebenaran yaitu mengembalikan Klub PERSEBAYA SURABAYA kepada Klub Anggota yang berjumlah 30 Tim sesuai dengan ketentuan Statuta PSSI/AFC/FIFA. Karena hanyalah mereka (30 Klub Internal Persebaya Surabaya) yang telah mempunyai Andil besar membesarkan PERSEBAYA hingga saat ini.
Kongres pun akhirnya membenamkan Kebanggaan Kami, Para Loyalis 1927. Bagi Kami Sejarah adalah Cita-cita masa depan sebagai Ciri dan Karakter sebuah Aset Kebanggaan. Persebaya Surabaya kini meninggalkan Sejarah "Kotor" dengan berbagai Konflik yang tak berujung - Tanpa Solusi.
Rasa Keadilan bercampur dengan Aroma Kepentingan Sang Penguasa.


[Sekarang atau Tidak Sama Sekali]

Rabu, 15 Januari 2014

SEJARAH AWAL BONEK BERDIRI

hooligans: SEJARAH AWAL BONEK BERDIRI: BONEK MERUPAKAN SUPORTER PERTAMA DI INDONESIA YANG MENDUKUNG TIM KESAYANGANNYA KELUAR KANDANG PADA TAHUN 1988 KALA ITU 110 RIBU KAPASITAS...

Selasa, 10 Desember 2013

Doa Untuk Sebuah Kebanggaan - Part II (end)




Jakarta - Kemarin (8/12), karanggayam no.1 surabaya dibanjiri ribuan loyalis Bajolijo. 
Bonek akhirnya sukses menggelar acara yang bertajuk "Doa Untuk Sebuah Kebanggan". Tepat di Lapangan Mess Persebaya itulah pendukung setia Persebaya datang dengan beratribut lengkap bersorak sorai menyatakan kesetiannya kepada Persebaya yang lahir tanggal 18 juni 1927, walaupun Liga yg diikuti Tim Bajolijo yakni Liga Primer telah dibubarkan oleh PSSI.
Dalam kesempatan Doa Akbar itulah Bonek menyatakan sikap untuk terus Mendukung Persebaya Surabaya (since 1927), bukan Klub Persebaya Kloningan dari Kutai Barat ditahun 2010 lalu yang berasal Kalimantan Timur itu.

Ternyata Loyalis Persebaya Bukan hanya warga surabaya saja tapi dipenjuru kota surabaya seperti Gresik, Sidoarjo dan sekitarnya. Mulai dari Pemuda-pemudi hingga yang orang paruh baya yang sudah berkeluarga, juga ikut meramaikan acara itu. Sebagai Pendukung setia Persebaya (Bonek), mereka rela menyempatkan waktunya untuk memberikan Support Moral demi kelangsungan Persebaya Surabaya kedepannya.

Kemudian, hari selasa (10/12) ini, Bonek memberikan "surat cinta" kepada sang ibu walikota. Tak banyak yang disampaikan oleh loyalis 1927, hanya sedikit himbauan untuk menindaklanjuti ketegasan ibu yang berlatarbelakang insyinyur tata kota itu.
Selain itu, Bonek pun juga memberikan apresiasi kepada ibu walikota Surabaya yang hingga kini membangun Kota Surabaya tiada henti. 
Sebagai pendukung Setia Persebaya besar keinginan Klub tercinta mereka bertahan sebagai sejarah dan ikon Surabaya. 

Dengan alasan itulah, Bonek dalam kutipan isi suratnya itu menyampaikan "Nang sopo maneh anak2mu iki njaluk ketegesan Bu, pean khan wis paham watake pakde brengos opo om Beye. Masio lanang tapi gak duwe nyali...."
Kepada siapa lagi kami (Bonek) meminta ketegasan, ibu sudah memahami watak bpak gubernur & presiden yang tak punya Nyali dan tak pernah menggubris kami. 
Kurang lebih apa yang disampaikan Loyalis masih dalam batas kewajaran, hingga nantinya ada kelanjutan dan ketegasan dari sang ibu walikota itu sebagai corong aspirasi Loyalis 1927.
Teriakan Gak1927Gak menyatakan bahwa mereka tetap setia dengan Persebaya yang bertengger di Karanggayam, bukan tim besutan Rahmad Darmawan yang saat ini berlaga di Liga Super Indonesia. Berbagai spanduk, poster yang dibentangkan di Lapangan Mess Persebaya membuktikan ketegasan suporter sebagai tolakukur nilai perjuangan yang luarbiasa.

Ironis, memang kenyataannya tak bisa terelakan lagi, banyaknya konspirasi politik kian merebak sebagai akibat para Suporter turun untuk memberikan semangat, bukan di tribun saat pertandingan sepakbola berlangsung tapi saat Tim Tercintanya kembali dizolimi dengan cara menjadikan dualisme Klub dengan berbagai cara licik untuk menguasainya.
De Javu teraniayanya sang legenda Klub Surabaya (Persebaya) memang tak pernah usai, dari tahun ke tahun yang hingga kini selalu saja menjadi anak yang terbuang oleh Federasi PSSI.

Melalui catatan ini, sebagai arsip-dokumen sejarah yang dapat disimpan untuk kenangan di masa depan. Legenda Klub termahsyur di Indonesia Timur akan tetap berkibar di dunia sepakbola Nasional maupun Internasional, sebagai Sejarah Kota Surabaya yang tak pernah dapat dihapuskan. Bonek bagian dari segalanya untuk Persebaya, dan Persebaya adalah Roh dari segalanya Bonek.




by: Gelora Bung Karno - Senayan