Konflik Dualisme Federasi berakhir dengan Keputusan Unifikasi Liga saat KLB di Hotel Borobudur 17 Maret 2013 menyulut issue Klub yang berlaga di IPL.
Persebaya merasa sangat dirugikan mengenai isi dari Unifikasi Liga yang menyebutkan bahwa 18 Klub yang bekompetisi di Liga Super Indonesia distrata tertinggi.
Sedangkan menurut para pejabat PSI , dengan telah berakhirnya perseteruan PSSI dan KPSI dan sesuai Agenda yang telah disesuaikan, maka secara otomatis semuanya tunduk dan patuh pada isi dari Putusan Rapat KLB yang juga dihadiri beberapa perwakilan FIFA.
PERSEBAYA adalah Klub menjadi hangat dibicarakan karena Dualisme kian kini semakin menjadi, hingga akhirnya BONEK meminta Pemkot Surabaya melalui Walikota - Risma meminta dukungan agar bersama BONEK untuk Mendukung PERSEBAYA yang saat ini masih berlaga di Liga Primier Indonesia dan sebagai Klub yang Asli dengan sejarahnya lahir pada 18 Juni 1927 (Persebaya1927).
Selain itu tuntutan BONEK adalah memboikot atau membekukan ijin bertanding PERSEBAYA DU yang Notabene adalah Persebaya abal-abal yang saat ini juga berlaga di Divisi I ISL.
Namun hal itu menjadi sia-sia, Surat Dukungan Walikota yang ditanggapi oleh Sekjen PSSI tersebut menyatakan bahwa Keputusan Unifikasi Liga telah Final, secara Sah yang diputus dalam sebuah KLB dengan beberapa Agenda yang disepakati bersama dengan Anggota K-78. Selain pernyataan Sekjen yang tak mendukung Surat bu Risma tersebut, Waketum yang tak lain juga mantan Ketua KPSI - La Nyalla Matalliti menegaskan bahwa Persebaya DU adalah sebagai Klub yang Sah dan Resmi sebagai Anggota PSSI saat ini.
Kali kedua Persebaya harus menghadapi masalah Dualisme yang tak kunjung berakhir, solusi-pun masih tak berubah hingga sekarang, seperti yang disampaikan Hadiyandra, jalan satu-satunya adalah merger untuk mengusaikan Dualisme Persebaya saat ini.
Jelas sangat bertentangan dengan apa yang disampaikan Pemilik Klub Anggota Persebaya dan Para Pemegang Saham PT.Persebaya Indonesia yang tak menginkan Merger dengan Persebaya DU yang saat ini di naungi PT.MMIB.
Sekilas Perjalanan perselisihan Klub tercinta Warga Surabaya semakin kelam. Berbeda ketika beberapa elemen Bonek menyerukan disetiap sudut Kota Surabaya untuk mengawal Persebaya 1927 yang Hakiki untuk tetap berlaga di Kompetisi ISL sebagai Kasta tertinggi Liga di Indonesia.
PERSEBAYA 1927 sudah menjadi bagian dari Warga Surabaya dan bahkan Dukungan dari daerah-daerah Seluruh Indonesia maupun Luar Negeri menjadi semangat untuk mengembalikan sebuah Kebenaran atas Penindasan para Mafia dan Pejabat Sepakbola dari saat dipaksa untuk turun Kasta dan kini harus dibenamkan dalam ketidakpastian.
SaranHadiyandra sebagai Sekjend PSSI bisa diterima oleh Persebaya DU tetapi sangat tidak mungkin tawaran itu bisa diterima oleh KAMI PARA BONEK maupun sekitar 25 Anggota Klub Intern PERSEBAYA untuk tetap Berdiri Sendiri, atau PERSEBAYA DU harus mengalah untuk mengganti nama mereka dengan nama lain walaupun memang nantinya homebase dalam satu Kota di Surabaya.
Rumit dan semakin tak berujung, tak pernah ada titik temu untuk penyelesaian Konflik Dualisme PERSEBAYA SURABAYA 1927.
Atribut, Dukungan dan Atensi yang begitu Besar dan Kebanggaan Surabaya tak kan pernah musnah.
SAVE 1927
- BS -